Review Aktivitas Himikawa

Selasa, 28 Juni 2011

SELAMAT DAN SUKSES KEPADA DERRI SAPUTRA

Alhamdulilah, dengan terpilihnya Derri Saputra sebagai ketua HIMIKAWA periode II.  Maka HIMIKAWA memiliki sosok yang baru udantuk memimpin dan HIMIKAWA maju ke depan.  Mudah-mudahan dengan adanya pemimpin baru ini, HIMIKAWA bisa menjadi HMJ yang lebih berkembang dari sebelumnya.
HIDUP HIMIKAWA !
              HIDUP PAK DERRI !


                                                             Mr. Derri Saputra (PSIK'09)
DUA KEPALA BERMAKNA MEMILIKI DUA PANDANGAN YANG AKAN MENATAP MASA DEPAN DAN BELAJAR DARI KESALAHAN YANG PERNAH ADA DARI MASA LALU

Kamis, 09 Juni 2011

Menyambut Kepengurusan Generasi Kedua HIMIKAWA dalam MUSTIKA II

Alhamdulilah, akhirnya ini adalah akhir kepengurusan HIMIKAWA periode pertama. Sabtu (11 Juni 2011) adalah hari penentuan siapa penerus HIMIKAWA berikutnya. Harapan yang ada mudah-mudahan pengurus yang berikutnya dapat lebih amanah, bertanggung jawab, dan lebih kreatif dari yang ada sekarang.  Karena bisa di akui karya-karya yang ada pada HIMIKAWA sekarang masih sangat kurang. Dan masih hanya segelintir pengurus yang mau peduli untuk mau melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.  Inilah hambatan HIMIKAWA yang masih sangat perlu di perbaiki. Andai saja semuanya bisa bertanggung jawab, serta mau bersikap professional, mungkin HIMIKAWA sekarang sudah menjadi suatu organisasi yang di kenal hampir di seluruh Kalimantan Barat. Karena di tinjau dari segi nama "HIMIKAWA" memiliki makna sungai yang mengalir. (di ambil dari bahasa Jepang, ""Kawa"  =sungai),perjuangan keras ibaratkan sungai yang terus mengalir, itulah harapan yang sebenarnya ingin di capai. Ya semoga saja nantinya akan terwujud. Amien>>>

Selasa, 31 Mei 2011

Mematuhi Pimpinan Dalam Islam

Mematuhi Pemimpin Dalam Islam


Oleh, Kompol Drs. Safwan Khayat. M.Hum


Tatkala Allah SWT hendak menjadikan sosok pemimpin (khalifah) di muka bumi spontan saja makhluk yang sudah berabad tahun bertasbih memuji kebesaran Allah SWT yakni para Malaikat bertanya tentang eksistensi sosok pemimpin yang akan dijadikanNya. Bisa jadi situasi waktu itu (penulis sedikit berillustrasi) para Malaikat memberanikan diri bertanya kepada Sang Khaliq bahwa kehadiran makhluk baru selain komunitas mereka sendiri (para malaikat & jin) akan berbuat lain selain rutinitas yang mereka lakukan bertasbih memuji keagungan Allah SWT dan bekerja sesuai dengan tata aturan Sunnatullah tanpa sedikitpun mengingkarinya. Lebih dari itu, sosok makhluk baru nantinya dijadikan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi yang kedudukannya jauh lebih terhormat di atas makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang telah diciptakanNya.

Situasional ini termaktub dalam kalam Ilahi kitab suci Al Qur’an yang diyakini sebagai kitab rahmatan lil alamin dalam surat Al Baqarah 30 yakni ;

Ingatlah tatkala Allah berfirman kepada para Malaikat ; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan sosok makhluk sebagai khalifah di muka bumi”. Malaikat bertanya ; “Mengapa Engkau hendak menjadikan makhluk itu di bumi padahal nantinya makhluk itu gemar berbuat kerusakan dan tindakan kriminal yang melanggar aturan hukum dari Mu, padahal kami Kau jadikan senantiasa menjalankan perintah Mu tanpa berani mengingkari hukum Mu dengan selalu memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Allah menjawab: “Aku Maha Mengatahui apa saja yang tidak kamu ketahui”.

Substansi dari pemaknaan firman tersebut jika dikaji lebih lanjut bahwa seluruh makhluk yang telah diciptakanNya belumlah makhluk yang paripurna. Makhluk yang diberi julukan Manusia dengan pemberian sebutan nama Adam dalam surat Al Baqarah ayat 31-34 memiliki kesempurnaan lahiriah dan bathiniah dari makhluk lainnya..

Allah mengajarkan kepada Adam (panggilan makhluk baru itu) tentang sejumlah jenis ciptaanNya, lalu Allah (ajarkan pula kepada Malaikat tentang hal yang sama) dengan berfirman kepada Malaikat : “coba kamu sebutkan atas apa yang telah Aku ajarkan kepadamu jika kamu memang lebih baik darinya”. (QS..2.31) Lalu Malaikat menjawab ; “Maha Suci Engkau, kami tidak tahu selain yang kami ketahui, hanya Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS.2.32) Allah Berfirman : “Adam, ajarkan mereka atas seluruh nama ciptaan Ku agar mereka menyadari kelebihanmu. Lalu Adam menjelaskan kepada mereka hingga mereka tertegun. Allah kembali berfirman : “Sekarang kalian sudah tahu atas kelebihan Adam sebagaimana yang Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi serta apa saja yang kamu lakukan dan sembunyikan.(QS.2.33) Tatkala pula Allah perintahkan para Malaikat bersujud kepada Adam, para Malaikat pun bersujud kecuali makhluk Iblis dengan sikap enggan dan sombong bahwa ia golongan orang yang kafir.(QS.2.34).

Dalam konteks ini penulis batasi ada substansi lain dari rasionalisasi tafsir sosial mendeskripsikan bahwa memuliakan pemimpin dengan mematuhinya dan mengakui keunggulannya adalah perintah Allah. Tulisan ini tidak mendiskusikan tentang asal muasal makhluk Manusia melalui Adam sebagai simbolistik makhluk di muka bumi, tetapi menilik aspek kepemimpinan bahwa Allah mengajarkan kepada makhluk ciptaanNya (tanpa terkecuali) mematuhi pimpinan (khalifah).
Perintah Allah SWT kepada makhluk selain manusia Adam cukup jelas bahwa kelebihan manusia dengan segala bentuk jasmaniah dan rohaniah dapat mengungguli makhluk lain terhadap apa saja bentuk fenomena ciptaan Allah yang telah diajarkan kepada seluruh makhlukNya. Sebagai makhluk unggulan, Adam dengan kelebihannya mampu mengajarkan nama-nama benda ciptaan Allah kepada makhluk yang ada pada waktu itu. Atas keunggulannya pula, Adam yang didaulat Allah sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil alrd) turut pula dimuliakan Allah dengan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud sebagai wujud penghormatan atas ketinggian derajat Adam.
Ayat tersebut juga menjadi illustrasi sosial bahwa di muka bumi juga terjadi adanya sekumpulan manusia yang tidak mengakui keunggulan orang lain. Bentuk ketidak akuan atas kelebihan orang lain menjadi pemimpinnya yakni tidak menghormati segala bentuk perintah atau keputusan pimpinan dengan sikap perlawanan dan kesombongan. Hal ini bila dikaitkan dengan firman Allah di atas merupakan peristiwa ulang yang pernah terjadi tatkala Iblis tidak mengakui segala kelebihan manusia Adam atas dirinya. Iblis dengan enggan dan kesombongannya tetap bersikukuh bahwa dirinya jauh lebih unggul daripada Adam. Islam mengajarkan tata cara mematuhi pemimpin atas segala keunggulan yang dimilikinya. Seorang yang dinobatkan sebagai pimpinan tentu mereka yang dinilai memiliki keunggulan sekalipun relatifitas tetap ada sebagai wujud keterbatasan manusia itu sendiri. Tetapi ajaran Islam tetap mengajarkan etika menghormati kelebihan orang lain sebagai pemimpin kita.

“Duhai kaum yang beriman, ta’atilah Allah, Rasul(Nya) dan pemimpin di antara golongan kamu. Jika kamu berselisih paham dalam memandang suatu persoalan, maka coba rujuk firman Allah (Al Qur’an) dan sabda Rasul (Sunnahnya). (QS.4.58).

Sekilas himbauan ayat tersebut cukup jelas bahwa kita diperintahkan agar mentaati pemimpin. Ayat ini pula memberikan solusi jika dalam proses kepemimpinan terjadi perbedaan persepsi, maka kita harus merujuk ketentuan yang digariskan Allah dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul (ajaran Islam).

“Duhai kaum beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara utuh (paripurna), dan janganlah perturuti perilaku Syaitan. Sebab Syaitan itu musuh yang nyata.(QS.2.208)

Tetapi yang menjadikan pertanyaan adalah, bagaimana jika perselisihan itu mengalami jalan buntu (deadlock) padahal Al Qur’an telah memberikan solusinya dengan mengembalikannya kepada Allah dan Rasul(Nya) ? Kepada siapa figur alternatif yang harus dijumpai untuk mencairkan perselisihan itu ? Islam sebagai agama rahmatan lil alamin berisikan kesempurnaan ajaran tentang seluruh pranata sosial. Islam juga mengajarkan bahwa peranan ulama sebagai penerus Nabi dalam menjabarkan ajaran Islam dalam utuh (kaffah) cukup strategis. Figur ulama tidak boleh kita tinggalkan tatkala ditemukan jalan buntu dalam mencairkan perselisihan. Sebab Islam telah mengajarkan dalam Al Qur’an adanya sekelompok manusia pilihan (selain Rasul) yang bisa menjadi mediator memecahkan perselisihan di antara manusia.

“Di antara manusia, ada orang yang selalu menyerahkan dirinya mencari keridhaan Allah (ulama), dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.(QS.2.207)

Islam juga mengajarkan bahwa segala sesuatu jika kita terbentur mencari solusi harus menanyakan kepada ahlinya (fas ahlul dzikri in kuntum la ta’lamuun). Para ahli itu adalah pemimpin di antara golongannya yang menguasai akar persoalan yang lebih unggul di antara golongannya. Keahlian seseorang dinilai dari kemampuan atau keunggulannya melakukan olah fikir yang konstruktif serta ketepatan dan kecermatan dalam bertindak. Bagi yang berselisih harus pula berjiwa besar ketika menerima petunjuk yang diberikan tanpa mencampur adukkan antara yang hak (substansial) dengan yang bathil (insubstansial).

“Janganlah kamu mencampur adukkan yang Hak dengan yang Bathil, dan jangan pula kamu sembunyikan yang Hak itu, padahal kamu sendiri mengetahuinya. (QS.2.42).

“Jika kamu menyimpang sesudah ditunjukkan solusi bukti kebenaran kepadamu, maka sadarlah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.2.209).

Mematuhi Pimpinan Dalam Islam


Oleh, Kompol Drs. Safwan Khayat. M.Hum

Tatkala Allah SWT hendak menjadikan sosok pemimpin (khalifah) di muka bumi spontan saja makhluk yang sudah berabad tahun bertasbih memuji kebesaran Allah SWT yakni para Malaikat bertanya tentang eksistensi sosok pemimpin yang akan dijadikanNya. Bisa jadi situasi waktu itu (penulis sedikit berillustrasi) para Malaikat memberanikan diri bertanya kepada Sang Khaliq bahwa kehadiran makhluk baru selain komunitas mereka sendiri (para malaikat & jin) akan berbuat lain selain rutinitas yang mereka lakukan bertasbih memuji keagungan Allah SWT dan bekerja sesuai dengan tata aturan Sunnatullah tanpa sedikitpun mengingkarinya. Lebih dari itu, sosok makhluk baru nantinya dijadikan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi yang kedudukannya jauh lebih terhormat di atas makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang telah diciptakanNya.

Situasional ini termaktub dalam kalam Ilahi kitab suci Al Qur’an yang diyakini sebagai kitab rahmatan lil alamin dalam surat Al Baqarah 30 yakni ;

Ingatlah tatkala Allah berfirman kepada para Malaikat ; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan sosok makhluk sebagai khalifah di muka bumi”. Malaikat bertanya ; “Mengapa Engkau hendak menjadikan makhluk itu di bumi padahal nantinya makhluk itu gemar berbuat kerusakan dan tindakan kriminal yang melanggar aturan hukum dari Mu, padahal kami Kau jadikan senantiasa menjalankan perintah Mu tanpa berani mengingkari hukum Mu dengan selalu memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?” Allah menjawab: “Aku Maha Mengatahui apa saja yang tidak kamu ketahui”.

Substansi dari pemaknaan firman tersebut jika dikaji lebih lanjut bahwa seluruh makhluk yang telah diciptakanNya belumlah makhluk yang paripurna. Makhluk yang diberi julukan Manusia dengan pemberian sebutan nama Adam dalam surat Al Baqarah ayat 31-34 memiliki kesempurnaan lahiriah dan bathiniah dari makhluk lainnya..

Allah mengajarkan kepada Adam (panggilan makhluk baru itu) tentang sejumlah jenis ciptaanNya, lalu Allah (ajarkan pula kepada Malaikat tentang hal yang sama) dengan berfirman kepada Malaikat : “coba kamu sebutkan atas apa yang telah Aku ajarkan kepadamu jika kamu memang lebih baik darinya”. (QS..2.31) Lalu Malaikat menjawab ; “Maha Suci Engkau, kami tidak tahu selain yang kami ketahui, hanya Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS.2.32) Allah Berfirman : “Adam, ajarkan mereka atas seluruh nama ciptaan Ku agar mereka menyadari kelebihanmu. Lalu Adam menjelaskan kepada mereka hingga mereka tertegun. Allah kembali berfirman : “Sekarang kalian sudah tahu atas kelebihan Adam sebagaimana yang Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi serta apa saja yang kamu lakukan dan sembunyikan.(QS.2.33) Tatkala pula Allah perintahkan para Malaikat bersujud kepada Adam, para Malaikat pun bersujud kecuali makhluk Iblis dengan sikap enggan dan sombong bahwa ia golongan orang yang kafir.(QS.2.34).

Dalam konteks ini penulis batasi ada substansi lain dari rasionalisasi tafsir sosial mendeskripsikan bahwa memuliakan pemimpin dengan mematuhinya dan mengakui keunggulannya adalah perintah Allah. Tulisan ini tidak mendiskusikan tentang asal muasal makhluk Manusia melalui Adam sebagai simbolistik makhluk di muka bumi, tetapi menilik aspek kepemimpinan bahwa Allah mengajarkan kepada makhluk ciptaanNya (tanpa terkecuali) mematuhi pimpinan (khalifah).
Perintah Allah SWT kepada makhluk selain manusia Adam cukup jelas bahwa kelebihan manusia dengan segala bentuk jasmaniah dan rohaniah dapat mengungguli makhluk lain terhadap apa saja bentuk fenomena ciptaan Allah yang telah diajarkan kepada seluruh makhlukNya. Sebagai makhluk unggulan, Adam dengan kelebihannya mampu mengajarkan nama-nama benda ciptaan Allah kepada makhluk yang ada pada waktu itu. Atas keunggulannya pula, Adam yang didaulat Allah sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil alrd) turut pula dimuliakan Allah dengan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud sebagai wujud penghormatan atas ketinggian derajat Adam.
Ayat tersebut juga menjadi illustrasi sosial bahwa di muka bumi juga terjadi adanya sekumpulan manusia yang tidak mengakui keunggulan orang lain. Bentuk ketidak akuan atas kelebihan orang lain menjadi pemimpinnya yakni tidak menghormati segala bentuk perintah atau keputusan pimpinan dengan sikap perlawanan dan kesombongan. Hal ini bila dikaitkan dengan firman Allah di atas merupakan peristiwa ulang yang pernah terjadi tatkala Iblis tidak mengakui segala kelebihan manusia Adam atas dirinya. Iblis dengan enggan dan kesombongannya tetap bersikukuh bahwa dirinya jauh lebih unggul daripada Adam. Islam mengajarkan tata cara mematuhi pemimpin atas segala keunggulan yang dimilikinya. Seorang yang dinobatkan sebagai pimpinan tentu mereka yang dinilai memiliki keunggulan sekalipun relatifitas tetap ada sebagai wujud keterbatasan manusia itu sendiri. Tetapi ajaran Islam tetap mengajarkan etika menghormati kelebihan orang lain sebagai pemimpin kita.

“Duhai kaum yang beriman, ta’atilah Allah, Rasul(Nya) dan pemimpin di antara golongan kamu. Jika kamu berselisih paham dalam memandang suatu persoalan, maka coba rujuk firman Allah (Al Qur’an) dan sabda Rasul (Sunnahnya). (QS.4.58).

Sekilas himbauan ayat tersebut cukup jelas bahwa kita diperintahkan agar mentaati pemimpin. Ayat ini pula memberikan solusi jika dalam proses kepemimpinan terjadi perbedaan persepsi, maka kita harus merujuk ketentuan yang digariskan Allah dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul (ajaran Islam).

“Duhai kaum beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara utuh (paripurna), dan janganlah perturuti perilaku Syaitan. Sebab Syaitan itu musuh yang nyata.(QS.2.208)

Tetapi yang menjadikan pertanyaan adalah, bagaimana jika perselisihan itu mengalami jalan buntu (deadlock) padahal Al Qur’an telah memberikan solusinya dengan mengembalikannya kepada Allah dan Rasul(Nya) ? Kepada siapa figur alternatif yang harus dijumpai untuk mencairkan perselisihan itu ? Islam sebagai agama rahmatan lil alamin berisikan kesempurnaan ajaran tentang seluruh pranata sosial. Islam juga mengajarkan bahwa peranan ulama sebagai penerus Nabi dalam menjabarkan ajaran Islam dalam utuh (kaffah) cukup strategis. Figur ulama tidak boleh kita tinggalkan tatkala ditemukan jalan buntu dalam mencairkan perselisihan. Sebab Islam telah mengajarkan dalam Al Qur’an adanya sekelompok manusia pilihan (selain Rasul) yang bisa menjadi mediator memecahkan perselisihan di antara manusia.

“Di antara manusia, ada orang yang selalu menyerahkan dirinya mencari keridhaan Allah (ulama), dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.(QS.2.207)

Islam juga mengajarkan bahwa segala sesuatu jika kita terbentur mencari solusi harus menanyakan kepada ahlinya (fas ahlul dzikri in kuntum la ta’lamuun). Para ahli itu adalah pemimpin di antara golongannya yang menguasai akar persoalan yang lebih unggul di antara golongannya. Keahlian seseorang dinilai dari kemampuan atau keunggulannya melakukan olah fikir yang konstruktif serta ketepatan dan kecermatan dalam bertindak. Bagi yang berselisih harus pula berjiwa besar ketika menerima petunjuk yang diberikan tanpa mencampur adukkan antara yang hak (substansial) dengan yang bathil (insubstansial).

“Janganlah kamu mencampur adukkan yang Hak dengan yang Bathil, dan jangan pula kamu sembunyikan yang Hak itu, padahal kamu sendiri mengetahuinya. (QS.2.42).

“Jika kamu menyimpang sesudah ditunjukkan solusi bukti kebenaran kepadamu, maka sadarlah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.2.209).

Pembukaan Pendaftaran Mahasiswa Baru Keperawatan Untan

Program Studi Ilmu Keperawatan membuka pendaftaraan penerimaan mahasiswa baru di mulai pada tanggal 20 Juni s/d 8 Juli 2011, dengan rincian sebagai berikut :

BIAYA PERKULIAHAN
* SPP Rp 500.000,-/ semester
* Dana Partisipasi Rp 15.000.000,- (pembayaran 4 kali selama kuliah)
* Dana Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pendidikan Rp 3.000.000,-/semester
* Matrikulasi Rp 200.000
* Dana Kemahasiswaan
* Dana Administrasi, dll (dapat berubah berasarkan SK Rektor terbaru)

PERSYARATAN PENERIMAAN MAHASISWA

1. Lulusan SMA/MA jurusan IPA (lulusan 2009 s/d 2011)
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Fotocopy ijazah dan STL legalisir ( 2 rangkap )
4. Pasfoto warna terbaru ukuran 3x4 cm ( sebanyak 2 lembar )
5. Membayar biaya pendaftaran Rp 175.000
6. Mengikuti ujian tulis yang di selenggarakan oleh panitia PSIK UNTAN
7. Biaya Lain :
    - Psikotes Rp 175.000
    - Tes Kesehatan Rp 325.000

Materi Ujian Potensi dan Kesehatan
1. Tes Potensi Akademik
2. Tes Kemampuan IPA
3. Psikotes
4. Tes Kesehatan


Contact Person :   - Nuraini      (081522708060)
                            - Supartina   (081325252129)
                            - Rabia. M.  (085651094499)

Senin, 07 Maret 2011

Nursing Health Education Competition

Nursing Health Education Competition atau kompetisi dalam memberikan penyuluhan kegiatan tingkat Kalimantan Barat adalah kegiatan yang rencana akan di laksanakan pada tanggal 21 dan 22 Mei 2011. Gambaran mengenai kegiatan ini adalah keperawatan Universitas Tanjungpura akan mengundang seluruh mahasiswa keperawatan dari institusi berbeda, baik D3 maupun S1 yang ada di Kalimantan Barat untuk berlomba bagaimana memberikan penyuluhan yang benar kepada masyarakat. Kegiatan ini sekaligus merayakan Ulang Tahun Keperawatan Sedunia pada tanggal 12 Mei dan Ulang Tahun terbentuknya HIMIKAWA (Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan ) tanggal 22 Mei 2011.

 Mengenai Tujuan Di adakannya  Kegiatan ini adalah :
- Mengidentifikasi kemampuan calon perawat yang ada di Kalimantan Barat dalam memberikan pendidikan   kesehatan.
- sebagai wadah bagi calon perawat untuk meningkatkan keterampilannya dalam memberikan pendidikan kesehatan.
- silahturahmi dan menjalin keakraban antar mahasiswa keperawatan di Kalimantan Barat.

Training Organization


Training Organization adalah salah satu kegiatan yang merupakan program kerja dari bidang pengembangan sumber daya mahasiswa (PSDM) HIMIKAWA yang di laksanakan pada tanggal 27 Februari 2011 dengan ketua panitia adalah Dwi Tyas Fitriani. Gambaran mengenai kegiatan ini adalah memberikan pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa baru calon penerus dari HIMIKAWA tentang kepemimpinan dalam organisasi, kerja sama tim, job description dari masing-masing struktur yang ada dalam organisasi dan juga mekanisme rapat yang benar dalam mencapai keputusan untuk kepentingan bersama. Kegiatan ini di laksanakan secara sederhana dan materi yang ada dalam pelatihan ini di sampaikan oleh Sdr. Nurudin selaku ketua umum BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) MIPA  . Namun apa sih tujuan dari kegiatan ini ? Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mahasiswa-mahasiswa baru keperawatan ini memiliki arah yang jelas tentang organisasi dan mengetahui bagaimana langkah yang tepat dalam menjalankannya. Mungkin hanya itu saja penjelasan sedikit mengenai kegiatan ini. Untuk beberapa dokumentasi kegiatan, bisa di lihat di sini : 
     Ketua Panitia Memberikan Kenang-kenangan Kepada Pemateri 

                                 Latihan bagaimana mengambil keputusan dalam rapat

Rabu, 02 Februari 2011

Undangan Kongres VI ILMIKI

Ilmiki (Ikatan Lembaga Mahasiswa Keperawatan Indonesia) mengundang mahasiswa Keperawatan Universitas Tanjungpura untuk mengikuti agenda Kongres VI ILMIKI yang dilaksakan pada:
hari/tanggal                             : Selasa-Minggu/24-29 Mei 2011
waktu                                     : 06.30-selesai
tempat                                  : Hotel Moro Seneng, Jalan Raya        Baturaden KM 13 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah
Seminar Nasional dilaksanakan pada:
hari/tanggal                             : Rabu/25 Mei 2011
waktu                                      : 07.30-selesai
tempat                                     : Gedung Roedhiro Universitas Jenderal Soedirman
Jalan HR. Bunyamin No. 1, Purwokerto, Banyumas

Formulir pendaftaran untuk mengikuti kegiatan ini bisa di download di sini

Selasa, 01 Februari 2011

Beasiswa Masuk Kuliah Dari Universitas Tanjungpura

Universitas Tanjungpura (Untan) kembali menerima mahasiswa baru melalui perekrutan dengan penelusuran prestasi akademik siswa semester 1 s.d 5 di SMA/SMK/MA tahun 2011 baik negeri maupun swasta yang berasal dari daerah terpencil, perbatasan dan/atau miskin/marginal dari seluruh wilayah di Kalimantan Barat khususnya dan Indonesia untuk mendapatkan beasiswa penuh outreaching. Perekrutan ini juga terbuka bagi lulusan SMA sederajat tahun 2010. Tahun ini Untan memberikan peluang lebih dari 300 orang.

Program beasiswa penuh Outreaching yang diberikan Untan selain bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat daerah terpencil, perbatasan dan/atau miskin/marginal juga untuk menjamin keberlangsungan mahasiswa yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

Beasiswa penuh selama 4 tahun untuk menyelesaikan S-1 pada 38 program studi (lihat brosur). Beasiswa ini termasuk program Bidik Misi, I-MHERE dan lainnya.

Penyeleksian penerima beasiswa penuh Outreaching merupakan penyeleksian beasiswa berbasis komputer di Untan. Pelamar beasiswa Outreaching akan dirangking berdasarkan kriteria ekonomi (20%), akademik (30%), geografis daerah (20%), motivasi (10%), prestasi non akademik (10%) dan prestasi sekolah (10%).

Mahasiswa baru Outreaching/Comdev akan menerima beasiswa penuh. Pemberian Beasiswa penuh meliputi pembebasan SPP, administrasi, transportasi dari dan ke Untan, dan biaya hidup selama 4 tahun berturut-turut untuk menyelesaikan sarjananya.

Untuk pendaftaran, pelamar mengisi formulir Outreaching termasuk Bidik Misi yang dapat diunduh di www.untan.ac.id.

Info tambahan untuk Program Studi iImu Keperawatan akan di ambil 1 (satu) orang yang berhak menerima beasiswa tersebut.
Informasi lebih jauh dapat menghubungi :
Comdev & Outreaching Untan
Komp. Gedung Rektorat Universitas Tanjungpura
Jl. Ahmad Yani Pontianak, 78124 Kalimantan Barat
Jam Kerja : 08.00 s.d 16.00
HP : 08115705975 (via SMS)
Telp/Fax : 0561-769300
Email : comdev.untan@yahoo.com

Dokumentasi MASKER 1 (angkatan 2009)


MASKER (Masa Orientasi Mahasiswa Ilmu Keperawatan) adalah salah satu kegiatan yang di jalani oleh HIMIKAWA, kegiatan ini merupakan program kerja yang di jalani oleh departement PSDM (Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa). Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengarahan dan pengenalan tentang dunia keperawatan terhadap Mahasiswa Baru yang baru memulai studinya di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura. MASKER di mulai pada bulan September 2009 yang di rintis oleh senior-senior MIPA(Matematika dan Ilmu Pengetahuan), Kedokteran, dan Farmasi . Muatan-muatan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
- Training Organisaasi ( Pengenalan Organisasi dan Bagaimana Kerja Sama Tim)
- Pengenalan tentang dunia keperawatan.
- Diskusi tentang isu-isu kesehatan dan keperawatan
- Games kekompakan dan kerja sama tim

MASKER di sini bukan kegiatan ajang bentak-bentak ke yunior, kegiatan ini di rancang dengan suasana yang menyenangkan, bila ada terjadi ketegangan. Hal itu hanya terdapat dalam diskusi tentang isu-isu kesehatan dan keperawatan, karena di dalamnya pasti akan terjadi adu argument dari masing-masing grup diskusi yang sudah di bentuk. :)
Karena menurut kami,  perawat haruslah mampu bersikap peduli (care), ramah dan menghindari marah terhadap pasien.
Mau lihat dokumentasi dari MASKER pada angkatan 2009 ? Oh ya, perlu di tekankan kalau foto-foto ini di ambil dari kamera tersembunyi.. Hehehe


Ini adalah contoh bagaimana perawat memberikan
motivasi kepada pasien... ( Ayo---ayo---)













Ini lah perawat-perawat mulia yang membantu warga -wargatunanetra.. hehehe (bercanda).









Foto-foto selanjutnya menyusul ya. Sekian dan terima kasih.

Alat Kontrol Diabetes


Glucose Meter atau biasa disebut alat tes gula darah adalah alat yang digunakan oleh para penderita diabetes untuk memantau glukosa darah, dalam bahasa Inggris prosedur ini disebut self monitoring of blood glucose (SMBG) –- saya translasikan menjadi: Swa Monitor Banyaknya Gula darah–he..he.. maksa dikit tak apa lah..!.

Sebagai penderita diabetes, kita punya dua metode pengukuran yang dapat kita pilih. Pertama dengan menggunakan alat monitor gula darah seperti alat tes gula darah yang dapat kita temui di apotik atau toko alat kesehatan dan yang kedua dengan cara tes kadar gula darah biasa seperti yang dilakukan di laboratorium.
Bagaimana Alat tes gula darah bekerja ?
Sebagai pengguna alat tes gula darah, anda memerlukan beberapa tetes darah yang ditempatkan pada strip sekali pakai. Strip ini kemudian dimasukkan pada alat. Strip ini sudah dilapisi dengan bahan kimia khusus seperti glucose oxidose, dehydrogenase atau Hexokinase.
Sewaktu tes dilakukan, bahan kimia ini bercampur dengan contoh darah yang telah diteteskan. Gula darah yang terdapat dalam darah tersebut lalu diukur oleh alat tes. Beberapa alat mengukur tingkat elektris yang ada dalam darah.
Ada juga alat yang mengukur berdarasarkan jumlah cahaya yang direfleksikan dalam contoh darah. Hasil pengukuran akan ditampilkan oleh alat dalam angka tertentu.
Bahkan ada alat yang dapat dihubungkan dengan PC untuk menyimpan hasil tes yang dilakukan.
Memilih alat tes gula darah
Ada banyak alat tes gula darah yang tersedia di pasaran saat ini. Meskipun semuanya itu mempunyai kegunaan yang sama, Namur dalam beberapa hal ada beberapa perbedaan. Pilihan anda akan alat tes gula darah tergantung lepada beberapa faktor, antara lain:
• Jumlah darah yang diperlukan untuk tes.
• Kecepatan alat tes dalam menyelesaikan pengukuran.
• Kemampuan alat dalam menyimpan hasil tes.
• Ukuran alat
• Harga alat
• Harga dari strip yang digunakan oleh alat.
Semua factor di atas dapat anda tanyakan pada penjualnya sebelum memutuskan untuk membeli dan tentnnya juga sa ngat bergantung pada isi kantong anda sendiri. Ada banyak sumber di internet yang mengupas tentang alat-alat ini salah satunya di Diabetessupplyresources.com.
Hal penting yang harus diketahui tentang Alat tes gula darah.
Karna ada begitu banyak pilihan, fitur-fiturnya pun kadang hanya beda-beda tipis. Oleh karena itu anda harus mengerti fitur apa yang tersedia pada alat anda. Hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah rentang pengukuran gula darah yang dapat diukur oleh alat.
Beberapa alat dapat mengukur pada rentang yang cukup lebar. Biasanya alat ini dapat membaca dari rentang 0 hingga 600 mg/dl. Karena perbedaan dalam alat monitor gula darah, interpretasi dari hasil pengukuran yang tinggi maupun yang rendah harus dilakukan secara hati-hati.
Jika anda mengalami hasil pengukuran yang sangat tinggi ataupun sangat rendah dari pengukuran alat, pastikan dengan melakukan pengetesan ulang, dan bandingkan hasil keduanya. Periksa juga kalibrasi dari alat tersebut untuk memastikan hasilnya selalu akurat.
Hal lain yang perlu diketahui tentang alat tes gula darah adalah perbedaan antara whole blood glucose dan plasma glucose . Level gula darah dalam plasma biasanya lebih tinggi dari hasil yang ditemukan dalam darah (whole-blood).
Pengukuran ini bahkan tinggi setelah makan. Oleh karena itu anda (dan dokter anda) harus tau apakah alat tes yang digunakan menyajikan hasil dari pengukuran whole-blood atau dari plasma. (spd/rd). (http://rumahdiabetes.com)

Buah Naga Obat Ampuh Menyembuhkan Penyakit

 
Buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan mengobati keluhan keputihan.

Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 % dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupu selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera anda.

Secara umum,pakar sependapat dan mengakui buah naga kaya dengan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesihatan berbanding buah-buahan lain yang diimport.

Menurut AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, organisasi yang meneliti buah naga merah , buah kaktus madu itu cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia.

“Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah.“Penelitian juga menunjukkan buah ini bisa mencegah kanker usus, selain mencegah kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh,” katanya.

Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandungi protein yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis dan diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak dan mencegah masuknya penyakit), kalsium (menguatkan tulang).

Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (mencegah demam badan); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat).

Berikut ini kandungan nutrisi lengkap buah naga :

Kadar Gula : 13-18 briks
Air : 90 %
Karbohidrat : 11,5 g
Asam : 0,139 g
Protein : 0,53 g
Serat : 0,71 g
Kalsium : 134,5 mg
Fosfor : 8,7 mg
Magnesium : 60,4 mg
Vitamin C : 9,4 mg

Minggu, 30 Januari 2011

Kegiatan Pemetaan Potensi

Departement MIKA (Minat dan Bakat) HIMIKAWA akan mengadakan kegiatan pemetaan potensi untuk melihat bakat seni,olahraga, dan kemampuan berbicara Mahasiswa Baru 2010 keperawatan. Kegiatan ini akan di laksanakan pada tanggal 31 Januari 2011.

Sabtu, 29 Januari 2011

Pentingnya Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Hakekat Lembaga Sosial

Keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial.

Proses terbentuknya Lembaga Sosial

Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan, yaitu ”social institution” dan ”lembaga kemasyarakatan”. Mana yang benar? Tentu semunya tidak ada yang salah, semuanya benar. Hanya saja ada perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah ”social institution” pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya. Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi yang berlaku saat ini.
Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
  1. Diketahui
  2. Dipahami dan dimengerti
  3. Ditaati
  4. Dihargai
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya. Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok. b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan. c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.

Ciri-ciri organisasi sosial

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
  4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
  1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
  3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.

Alasan berorganisasi

Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi: a. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi. b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 1) Dapat memperbesar kemampuannya 2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3) Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.

Tipe-tipe organisasi

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

Organisasi Formal

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

 

Organisasi berdasarkan sasaran pokok mereka

Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:
  1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
  2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
  3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
  4. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
  5. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
  6. Organisasi-organisasi sosial (social organizations)

Jumat, 28 Januari 2011

Foto Pengurus Periode 2010/2011 (Angkatan 2009)

Organisasi Profesi Keperawatan

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

Ciri-ciri organisasi profesi
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang sama
Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi
Peran organisasi profesi
Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
Fungsi organisasi profesi
Bidang pendidikan keperawatan
a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
Bidang pelayanan keperawatan
a.Menetapkan standar profesi keperawatan
b. Memberikan izin praktik
c. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
d.Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
Bidang IPTEK
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam keperawatan
Bidang kehidupan profesi
a. Membina, mengawasi organisasi profesi
b.Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
c. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain
d. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu.
PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri.
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar dapat disebut calon anggota.
Tujuan PPNI
1.  Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain : persatuan dan kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen organisasi
2. Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di Indonesia
3. Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di indonesia
4. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia
5. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota
Fungsi PPNI
1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi
2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan golongan, suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME
3. Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.

STRUKTUR ORGANISASI PPNI
Jenjang organisasi
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI
3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
4. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
Struktur organisasi tingkat pusat
1. Ketua umum
Ketua-ketua :
a. Pembinaan Organisasi
b. Pembinaan pendidikan dan latihan
c. Pembinaan pelayanan
d. Pembinaan IPTEK
e. Pembinaan kesejahteraan
2. Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua dan  Departemen
a. Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
b. Departemen pendidikan
c. Departemen pelatihan
d.Departemen pelayanan di RS
e. Departemen pelayanan di puskesmas
f. Departemen penelitian
g. Departemen hubungan luar negeri
h. Departemen kesejahteraan anggota
i.Departemen pembinaan yayasan
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :
1.Menyempurnakan AD / ART
2.Perumusan program kerja
3. Pemilihan Pengurus
PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah (rapimda) setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai dengan kebutuhan. Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan dan mereka ini termasuk dalam anggota luar biasa/kehormatan.
Sumber dana PPNI : uang pangkal, iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah.
Program kerja utama PPNI :
1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan
2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan
3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan
4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit
5. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas
6.Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi keperawatan internasional
8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :
1. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan
2. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang keterlaksanaan asuhan keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif dan juga advokasi terhadap perawat.
3. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun standar pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
4. Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
Kewajiban Anggota PPNI
1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan
4.Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja
6.Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan uang iuran
Hak Anggota PPNI
1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau perwakilan organisasi
Tugas pokok PPNI
1. Bidang pembinaan organisasi
PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan
2. Bidang pembinaan profesi
PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan keperawatan serta mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
3. Bidang kesejahteraan anggota
PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain didalam maupun diluar negeri
Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
1. Anggota biasa
a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
b. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah
c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi
d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota
2. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan berasal dari pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh DPP (dewan pimpinan pusat)

ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL
1. International Council of Nurses (ICN)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.
2.American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
4.National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
5. British Nurses Association (BNA)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan. (Sumber : http://syehaceh.wordpress.com )